KARAKTERISTIK TEKNOLOGI
PENDIDIKAN
Berdasarkan perkembangan konsepsi serta pengertian teknologi pendidikan dapat
disimpulkan bahwa pada hakekatnya ada tiga hal yang merupakan ciri khusus atau
karakteristik teknologi pendidikan yaitu:
- pendekatan sistem
- pendayagunaan sumber belajar
- mengutamakan anak didik yang belajar (learner)
1. PENDEKATAN SISTEM
Sejarah
sistem sebenarnya ditemukan oleh departemen As dalam membangun angkatan
perangnya, dan kemudian dimanfaatkan dalam bidang produksi komoditas industri,
dimana pendekatan sistem merupakan alat pengelolaan yang bisa membantu manajer
dalam menguji seluruh aspek permasalahan, menghubungkan pengaruh seperangkat
keputusan yang satu terhadap keputusan yang lain (teknologi pengajaran, 2004).
Sistem
merupakan jumlah keseluruhan dari bagian-bagiannya yang saling bekerja sama
untuk mencapai hasil yang diharapkan berdasarkan atas kebutuhan yang telah
ditentukan. Atau sistem dapat diartikan segi rangkaian komponen-komponen
yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama.
Ciri-ciri suatu sistem yaitu adanya tujuan, fungsi komponen, interaksi atau
saling hubungan, penggabungan yang menimbulkan jalinan keterpaduan, proses
informasi, umpan balik, daerah batasan dan lingkungan. Dalam sistem terdapat
komponen, dimana komponen tersebut merupakan bagian-bagian yang melaksanakan
masing-masing fungsi untuk menunjang usaha mencapai tujuan sistem. Antara suatu
sistem dengan bagian-bagian yang lain atau lingkungan sekitarnya akan selalu
terjadi interaksi. Yang dapat dipisahkan dengan batasan imajiner. Lingkungan
suatu sistem ada diluar sistem itu sendiri atau lingkungan merupakan suatu
sistem tersendiri diluar kontrol sistem yang telah diberi batasan sebagai pusat
pengamatan.
Pendekatan sistem dalam arti yang luas mencakup tiga aspek yaitu:
- filsafat sistem, cara berfikir mengenai sesuatu kenyataan secara keseluruhan yaitu meliputi bagian-bagiannya, komponennya, subsistemnya, dan titik berat pada interaksinya.
- Analisis sistem, merupakan aspek kedua yang merupakan metode atau teknis pemecahan masalah atau pengambilan kebijakan yang erat kaitannya dengan dengan langkah-langkah metode ilmiah.
- Manajemen sistem, merupakan aplikasi teori sistem dalam pengelolaan sistem organisasi yang meliputi model umum proses informasi mengubah masukan menjadi pengeluaran dengan mempertimbangkan faktor tenaga, energi, informasi dan juga saling berkaitannya antara sub sistem, sistem dan supra sistem.
Jadi pendekatan sistem adalah penerapan secara
serentak: cara berfikir, metode analisa dan manajemen untuk memecahkan suatu
masalah. Selain itu pendekatan sistem itu berarti suatu cara yang sistematis
dalam mengidentifikasi, mengembangkan, mengevaluasi seperangkat materi dan
strategi instruksional yang diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan yang
penting ( Twelker, teknologi pengajaran). Pengembangan instruksional adalah
teknik pengelolaan dalam mencari pemecahan masalah instruksional atau
mengoptimalkan pemanfaatan sumber belajar yang ada untuk memperbaiki
pendidikan.
Model-model Pengembangan Instruksional:
Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)
Instruksional dalam PPSI berarti suatu sistem, yaitu sebagai suatu kesatuan
yang berorganisasi, yang terdiri atas sejumlah komponen antara lain materi,
metode, alat, evaluasi, yang kesemuanya berinteraksi satu dengan yang lainnya.
Dalam metode PPSI ada 5 langkah pokok yaitu:
- merumuskan tujuan (TIK)
- menyusun alat evaluasi
- menentukan kegiatan belajar dan materi pelajaran
- merencanakan program kegiatan
- melaksanakan program
Model bela H. Banathy
Langkah-langkah dalam model pengembangan “Bela H. Banathy”yaitu:
- merumuskan tujuan instrusional khusus
- mengembangkan tes berdasarkan tujuan yang dikehendaki
- menganalisis dan merumuskan kegiatan belajar setelah merumuskan tujuan instruksional khusus dan mengembangkan alat evaluasi
- merancang sistem pengajaran
- melaksanakan dan mengimplementasikan dan mengatrol kualitas hasil
- mengadakan perbaikan berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh dari evaluasi
Model ”Jerold E. Kemp”
Model
pengembangan instruksional menurut ”kemp” terdiri dari 8 langkah yaitu:
- menentukan tujuan instruksional umum
- mambuat analisis tentang karakteristik mahasiswa
- menentukan tujuan instruksional secara spesifik, operasional dan struktur
- menentukan materi sesuai dengan TIK
- menentukan pelajaran awal
- menentukan strategi belajar mengajar yang sesuai
- mengkoordinasikan sarana penunjang yang diperlukan
- mengadakan evaluasi
Model ”Gerlach dan Ely”
Langkah-langkah model pengembangan menurut ”gerlach dan Ely’:
- guru-guru menjelaskan atau merumuskan tujuan instruksional khusus untuk menjelaskan apa yang harus dikuasai oleh para siswa
- memilih meteri pengajaran yang akan membantu para siswa dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan
- guru menilai perilaku awal siswa untuk mengetahui pengetahuan apa saja telah dimiliki oleh para siswa
- menentukan strategi pengajaran yang akan digunakan
- mengatur para siswa keadaan kelompok
- menentukan pembagian waktu sesuai dengan strategi dan teknik
- menentukan rancangan belajar
- memilih media instruksional
- menilai penampilan guru dan siswa
- menganalisis umpan balik
PENDAYAGUNAAN SUMBER BELAJAR
Sumber
belajar adalah sarana untuk mempermudah dan memperjelas pengertian siswa atau
pemahaman siswa terhadap media yang disajikan oleh guru atau dosen serta
pengajar dan media pendidikan hanya dianggap sebagai perantara pesan.
Perbedaan antara sumber belajar dengan media pendidikan dapat dibedakan melalui
penekanan fungsinya. Contohnya OHP dapat diambil 2 penekanan yaitu penekanannya
dalam sumber belajar sebagai penunjang kegiatan belajar dan penekanannya dalam
media pendidikan diartikan sebagai perantara penyampaian pesan.
”Edgar
Dale”, mengemukakan bahwa pengalaman sebgai sumber belajar karena memiliki
pengertian yang sangat luas, karena itu dapat dialami langsung oleh seorang
dalam hidupnya dan dia juga membagi sumber belajar menjadi 10 jenjang yang
dikenal dengan sebutan kerucut pengalaman, yang menyatakan bahwa, pengalaman
adalah guru terbaik sebab pengalaman itu langsung dialami dan dirasakan
seseorang.
Perkumpulan ahli Teknologi Pendidikan (AECT) mereka mengemukakan bahwa sumber
belajar merupakan segala daya yang digunakan untuk memfasilitasi kegiatan orang
belajar.
Dari segi pendaya gunaan sumber belajar dapat dibedakan menjadi 2 antara
lain :
- sumber belajar yang sengaja dirancang untuk dikembangkan sebagai instruksional sehingga dapat timbul sistem belajar yang formal dan direncanakan.
- Sumber belajar yang dimanfaatkan adalah sumber belajar yang digunakan untuk keperluan instruksional secara spesifik karena sudah tersedia di alam
Perencanaan dan pengembangan sebagai komponen
sistem yang dapat dikelompokkan menjadi lima yaitu:
- sumber belajar cetak: buku, koran, denah, majalah
- sumber belajar non cetak: film, slide, video, model, audio kaset
- sumber belajar yang fasilitas: auditorium, perpustakaan, ruang belajar, meja belajar, studio, lapangan.
- sumber belajar yang berupa kegiatan: wawancara, kelompok kerja, observasi, simulasi, permainan
- sumber belajar yang berupa lingkungan dari masyarakat: taman, kota, terminal.
Manfaat sumber belajar:
- memberi pengalaman belajar yang konkrit dan langsung bagi siswa
- menyajikan sesuatu yang tidak mungkin dimuat secara langsung dengan cara menunjukkan: model, sketsa, foto, film.
- memperluas cakrawala sajian dalam kelas
- memberi informasi yang akurat dan terbaru
- membantu pemecahan masalah dalam lingkup makro maupun mikro
- memberi informasi yang positif
- merangsang untuk berpikir, menganalisa, dan mengembangkan pemikiran yang baru
Cara memanfaatkan sumber belajar:
- sumber belajar merupakan suatu daya atau kekuatan yang menunjang atau mendukung proses instruksional dan dapat memenuhi yang di perlukan, sesuatu yang mampu memberikan hal yang kita perlukan, bukan sebagai sumber belajar
- sumber belajar harus dapat mengubah dan membawa perubahan pada tingkah laku siswa agar tercapai tujuan yang diinginkan.
Pengelolaan sumber belajar, mencangkup
perencanaan, pemantauan, dan pengendalian sistem pendukung dan pelayanan
sumber. Pengelolaan sumber memiliki
arti penting karena mengatur mengendalikan akses. Sumber belajar mencangkup
semua teknologi. Efektifitas biaya dan justifikasi belajar yang efektif
merupakan dua karakteristik penting dari pengelolaan sumber.
Cara pengelolaan sumber:..........................
Penilaian sumber belajar (media). Tujuan di adakannya penilaian sumber adalah
untuk mengetahui apakah media yang dibuat dapat mencapai tujuan-tujuan
yang telah ditentukan atau tidak. Ada dua macam bentuk penguji cobaan media:
- evaluasi formatif adalah proses yang dimaksudkan untuk mengumpulkan data tentang efektifitas dan efisiensi bahan-bahan pembelajaran, yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Yang nantinya data-data tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki dan menyempurnakan media agar lebih efektif dan efisien.
- evaluasi sumatif adalah proses yang dimaksud untuk menentukan apakah media yang dibuat patut digunakan dalam situasi-situasi tertentu. Dan untuk menentukan apakah media tersebut benar-benar efektif, adapun bentuk-bentuk evaluasi media yaitu: evaluasi satu lawan satu, evaluasi kelompok kecil, dan evaluasi lapangan (Arief S. Media Pendidikan, 2006)
PENDIDIKAN BERORIENTASI PADA LEARNER
Masalah
pendidikan di Indonesia sudah muncul sejak dulu, setua manusia dan bersama
dengan berakhirnya hidup manusia. Pola permasalahannya yaitu bagaimana usaha
yang dilakukan agar proses perkembangan anak dapat berjalan dengan efektif,
namun isi dan bentuk permasalahan yang timbul mengalami perubahan dan
perkembangan, sejalan dengan tantangan kehidupan itu sendiri.
Kepincangan dalam pendidikan dan ketidak serasian antara proses belajar siswa
dengan tantangan yang akan dihadapi, muncul karena adanya gejala bahwa perlu
dirumuskan tujuan pendidikan yang baru untuk dunia yang sedang berubah. Jika
proses pembelajaran siswa tidak berubah, selamanya apa yang disiapkan siswa di
sekolah tidak akan dapat mengejar tantangan kehidupan yang baru di hadapi. Maka
dari itu dalam melaksanakan pendidikan faktor-faktor pendidikan harus lengkap
dan terpenuhi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar:
- bahan atau hal yang dipelajari akan menentukan bagaimana proses belajar itu terjadi dan akan menentukan pula kualitas maupun kuantitas hasil belajar. Tiap-tiap jenis bahan yang dipelajari apakah itu fakta, konsep, prinsip, keterampilan, atau sikap memiliki karakteristik tersendiri sehingga memerlukan kondisi belajar yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya.
- faktor lingkungan. Ada dua macam faktor lingkungan yaitu lingkungan alam dan lingkungan sosial. Agar proses dan hasil belajar dapat efektif perlu diusahakan adanya lingkungan alam yang segar dan bersih. Demikian pula lingkungan sosial yakni keadaan lingkungan yang ditimbulkan karena adanya interaksi antara manusia.
- faktor instrumental. Dirancang untuk memperlancar proses belajar. Faktor instrumental anatara lain berupa perangkat keras (hard awre) seperti: gedung, ruangan, lab, perpustakaan dan media. Perangkat lunak (soft ware)
- kondisi pelajar.yaitu subjek pelajar atau siapa saja yang belajar. Kondisisnya dapat dibedakan antara kondisi fisik dan kondisi psikologis.
TEORI-TEORI BELAJAR
Secara
garis besar, teori belajar dapat dikelompokkan berdasar 3 aliran psikologis
yaitu psikologi behavioristik, psikologi kognitif, dan psikologi humanistik
yang dikemukakan oleh “jhon Locke dan Leibnitz” yang bersumber pada pandangan
filsafat tentang manusia. Dimana
masing-masing psikologi tersebut mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
Aliran Behavioristik
- mementingkan pengaruh lingkungan
- mementingkan bagian-bagian dari pada keseluruhan
- mementingkan tingkah laku
- mengutamakan mekanisme terjadinya hasil belajar
- mementingkan sebab-sebab terjadinya masa lampau
- mementingkan pembentukan kebiasaan
Aliran Kognitif
- mementingkan apa yang ada pada diri manusia
- mementingkan keseluruhan dari bagian peranan
- mementingkan peranan kognitif
- mementingkan kondisi waktu sekarang
- mementingkan pembentukan struktur kognitif
- mengutamakan keseimbangan di dalam diri manusia
Aliran Humanistik
- memetingkan manusia sebagai pribadi
- mementingkan peranan kognitif dan afektif
- mementingkan kebutuhan pribadi
- mementingkan persepsi subjektif yan dimiliki individu
- mementingkan kemampuan menentukan bentuk tingkah laku sendiri
- mengutamakan terjadinya aktualisasi diri
- mengutamakan insight
Tidak ada komentar:
Posting Komentar