Senin, 30 Desember 2013

Karakteristik Teknologi Pendidikan



KARAKTERISTIK TEKNOLOGI PENDIDIKAN



             Berdasarkan perkembangan konsepsi serta pengertian teknologi pendidikan dapat disimpulkan bahwa pada hakekatnya ada tiga hal yang merupakan ciri khusus atau karakteristik teknologi pendidikan yaitu:

    1. pendekatan sistem
    2. pendayagunaan sumber belajar
    3. mengutamakan anak didik yang belajar (learner)



1. PENDEKATAN SISTEM

            Sejarah sistem sebenarnya  ditemukan oleh departemen As dalam membangun angkatan perangnya, dan kemudian dimanfaatkan dalam bidang produksi komoditas industri, dimana pendekatan sistem merupakan alat pengelolaan yang bisa membantu manajer dalam menguji seluruh aspek permasalahan, menghubungkan pengaruh seperangkat keputusan yang satu terhadap keputusan yang lain (teknologi pengajaran, 2004).

            Sistem merupakan jumlah keseluruhan dari bagian-bagiannya yang saling bekerja sama untuk mencapai hasil yang diharapkan berdasarkan atas kebutuhan yang telah ditentukan.  Atau sistem dapat diartikan segi rangkaian komponen-komponen yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama.

            Ciri-ciri suatu sistem yaitu adanya tujuan, fungsi komponen, interaksi atau saling hubungan, penggabungan yang menimbulkan jalinan keterpaduan, proses informasi, umpan balik, daerah batasan dan lingkungan. Dalam sistem terdapat komponen, dimana komponen tersebut merupakan bagian-bagian yang melaksanakan masing-masing fungsi untuk menunjang usaha mencapai tujuan sistem. Antara suatu sistem dengan bagian-bagian yang lain atau lingkungan sekitarnya akan selalu terjadi interaksi. Yang dapat dipisahkan dengan batasan imajiner. Lingkungan suatu sistem ada diluar sistem itu sendiri atau lingkungan merupakan suatu sistem tersendiri diluar kontrol sistem yang telah diberi batasan sebagai pusat pengamatan.

            Pendekatan sistem dalam arti yang luas mencakup tiga aspek yaitu:

  1. filsafat sistem, cara berfikir mengenai sesuatu  kenyataan secara keseluruhan yaitu meliputi bagian-bagiannya, komponennya, subsistemnya, dan titik berat pada interaksinya.
  2. Analisis sistem, merupakan aspek kedua yang merupakan metode atau teknis pemecahan masalah atau pengambilan kebijakan yang erat kaitannya dengan dengan langkah-langkah metode ilmiah.
  3. Manajemen sistem, merupakan aplikasi teori sistem dalam pengelolaan sistem organisasi yang meliputi model umum proses informasi mengubah masukan menjadi pengeluaran dengan mempertimbangkan faktor tenaga, energi, informasi dan juga saling berkaitannya antara sub sistem, sistem dan supra sistem.

Jadi pendekatan sistem adalah penerapan secara serentak: cara berfikir, metode analisa dan manajemen untuk memecahkan suatu masalah. Selain itu pendekatan sistem itu berarti suatu cara yang sistematis dalam mengidentifikasi, mengembangkan, mengevaluasi seperangkat materi dan strategi instruksional yang diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan yang penting ( Twelker, teknologi pengajaran). Pengembangan instruksional adalah teknik pengelolaan dalam mencari pemecahan masalah instruksional atau mengoptimalkan pemanfaatan sumber belajar yang ada untuk memperbaiki pendidikan.



Model-model Pengembangan Instruksional:



Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)

            Instruksional dalam PPSI berarti suatu sistem, yaitu sebagai suatu kesatuan yang berorganisasi, yang terdiri atas sejumlah komponen antara lain materi, metode, alat, evaluasi, yang kesemuanya berinteraksi satu dengan yang lainnya. Dalam metode PPSI ada 5 langkah pokok yaitu:

  1. merumuskan tujuan (TIK)
  2. menyusun alat evaluasi
  3. menentukan kegiatan belajar dan materi pelajaran
  4. merencanakan program kegiatan
  5. melaksanakan program

Model bela H. Banathy

            Langkah-langkah dalam model pengembangan “Bela H. Banathy”yaitu:

  1. merumuskan tujuan instrusional khusus
  2. mengembangkan tes berdasarkan tujuan yang dikehendaki
  3. menganalisis dan merumuskan kegiatan belajar setelah merumuskan tujuan instruksional khusus dan mengembangkan alat evaluasi
  4. merancang sistem pengajaran
  5. melaksanakan dan mengimplementasikan dan mengatrol kualitas hasil
  6. mengadakan perbaikan berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh dari evaluasi

Model ”Jerold E. Kemp”

            Model pengembangan instruksional menurut ”kemp” terdiri dari 8 langkah yaitu:

  1. menentukan tujuan instruksional umum
  2. mambuat analisis tentang karakteristik mahasiswa
  3. menentukan tujuan instruksional secara spesifik, operasional dan struktur
  4. menentukan materi sesuai dengan TIK
  5. menentukan pelajaran awal
  6. menentukan strategi belajar mengajar yang sesuai
  7. mengkoordinasikan sarana penunjang yang diperlukan
  8. mengadakan evaluasi





Model ”Gerlach dan Ely”

             Langkah-langkah model pengembangan menurut ”gerlach dan Ely’:

  1. guru-guru menjelaskan atau merumuskan tujuan instruksional khusus untuk menjelaskan apa yang harus dikuasai oleh para siswa
  2. memilih meteri pengajaran yang akan membantu para siswa dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan
  3. guru menilai perilaku awal siswa untuk mengetahui pengetahuan apa saja  telah dimiliki oleh para siswa
  4. menentukan strategi pengajaran yang akan digunakan
  5. mengatur para siswa keadaan kelompok
  6. menentukan pembagian waktu sesuai dengan strategi dan teknik
  7. menentukan rancangan belajar
  8. memilih media instruksional
  9. menilai penampilan guru dan siswa
  10. menganalisis umpan balik



PENDAYAGUNAAN SUMBER BELAJAR

            Sumber belajar adalah sarana untuk mempermudah dan memperjelas pengertian siswa atau pemahaman siswa terhadap media yang disajikan oleh guru atau dosen serta pengajar dan media pendidikan hanya dianggap sebagai perantara pesan.

            Perbedaan antara sumber belajar dengan media pendidikan dapat dibedakan melalui penekanan fungsinya. Contohnya OHP dapat diambil 2 penekanan yaitu penekanannya dalam sumber belajar sebagai penunjang kegiatan belajar dan penekanannya dalam media pendidikan diartikan sebagai perantara penyampaian pesan.

            ”Edgar Dale”, mengemukakan bahwa pengalaman sebgai sumber belajar karena memiliki pengertian yang sangat luas, karena itu dapat dialami langsung oleh seorang dalam hidupnya dan dia juga membagi sumber belajar menjadi 10 jenjang yang dikenal dengan sebutan kerucut pengalaman, yang menyatakan bahwa, pengalaman adalah guru terbaik  sebab pengalaman itu langsung dialami dan dirasakan seseorang.

            Perkumpulan ahli Teknologi Pendidikan (AECT) mereka mengemukakan bahwa sumber belajar merupakan segala daya yang digunakan untuk memfasilitasi kegiatan orang belajar.

            Dari segi pendaya gunaan sumber belajar dapat dibedakan menjadi 2 antara lain :

  1. sumber belajar yang sengaja dirancang untuk dikembangkan sebagai instruksional sehingga dapat timbul sistem belajar yang formal dan direncanakan.
  2. Sumber belajar yang dimanfaatkan adalah sumber belajar yang digunakan untuk keperluan instruksional secara spesifik karena sudah tersedia di alam



Perencanaan dan pengembangan sebagai komponen sistem yang dapat dikelompokkan menjadi lima yaitu:

  1. sumber belajar cetak: buku, koran, denah, majalah
  2. sumber belajar non cetak: film, slide, video, model, audio kaset
  3. sumber belajar yang fasilitas: auditorium, perpustakaan, ruang belajar, meja belajar, studio, lapangan.
  4. sumber belajar yang berupa kegiatan: wawancara, kelompok kerja, observasi, simulasi, permainan
  5. sumber belajar yang berupa lingkungan dari masyarakat: taman, kota, terminal.



Manfaat sumber belajar:

  1. memberi pengalaman belajar yang konkrit dan langsung bagi siswa
  2. menyajikan sesuatu yang tidak mungkin dimuat secara langsung dengan cara menunjukkan: model, sketsa, foto, film.
  3. memperluas cakrawala sajian dalam kelas
  4. memberi informasi yang akurat dan terbaru
  5. membantu pemecahan masalah  dalam lingkup makro maupun mikro
  6. memberi informasi yang positif
  7. merangsang untuk berpikir, menganalisa, dan mengembangkan pemikiran yang baru



Cara memanfaatkan sumber belajar:

  1. sumber belajar merupakan suatu daya atau kekuatan yang menunjang atau mendukung proses instruksional dan dapat memenuhi yang di perlukan, sesuatu yang mampu memberikan hal yang kita perlukan, bukan sebagai sumber belajar
  2. sumber belajar harus dapat mengubah dan membawa perubahan pada tingkah laku siswa agar tercapai tujuan yang diinginkan.



Pengelolaan sumber belajar, mencangkup perencanaan, pemantauan, dan pengendalian sistem pendukung dan pelayanan sumber. Pengelolaan sumber memiliki arti penting karena mengatur mengendalikan akses. Sumber belajar mencangkup  semua teknologi. Efektifitas biaya dan justifikasi belajar yang efektif merupakan dua karakteristik penting dari pengelolaan sumber.

Cara pengelolaan sumber:..........................

            Penilaian sumber belajar (media). Tujuan di adakannya penilaian sumber adalah untuk mengetahui apakah media yang dibuat dapat mencapai tujuan-tujuan  yang telah ditentukan atau tidak. Ada dua macam bentuk penguji cobaan media:

    1. evaluasi formatif adalah proses yang dimaksudkan untuk mengumpulkan data tentang efektifitas dan efisiensi bahan-bahan pembelajaran, yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Yang nantinya data-data tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki dan menyempurnakan media agar lebih efektif dan efisien.
    2. evaluasi sumatif adalah proses yang dimaksud untuk menentukan apakah media yang dibuat patut digunakan dalam situasi-situasi tertentu. Dan untuk menentukan apakah media tersebut benar-benar efektif, adapun bentuk-bentuk evaluasi media yaitu: evaluasi satu lawan satu, evaluasi kelompok kecil, dan evaluasi lapangan (Arief S. Media Pendidikan, 2006)



PENDIDIKAN BERORIENTASI PADA LEARNER

            Masalah pendidikan di Indonesia sudah muncul sejak dulu, setua manusia dan bersama dengan berakhirnya hidup manusia. Pola permasalahannya yaitu bagaimana usaha yang dilakukan agar proses perkembangan anak dapat berjalan dengan efektif, namun isi dan bentuk permasalahan yang timbul mengalami perubahan dan perkembangan, sejalan dengan tantangan kehidupan itu sendiri.

            Kepincangan dalam pendidikan dan ketidak serasian antara proses belajar siswa dengan tantangan yang akan dihadapi, muncul karena adanya gejala bahwa perlu dirumuskan tujuan pendidikan yang baru untuk dunia yang sedang berubah. Jika proses pembelajaran siswa tidak berubah, selamanya apa yang disiapkan siswa di sekolah tidak akan dapat mengejar tantangan kehidupan yang baru di hadapi. Maka dari itu dalam melaksanakan pendidikan faktor-faktor pendidikan harus lengkap dan terpenuhi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar:

    1. bahan atau hal yang dipelajari akan menentukan bagaimana proses belajar itu terjadi dan akan menentukan pula kualitas maupun kuantitas hasil belajar. Tiap-tiap jenis bahan yang dipelajari apakah itu fakta, konsep, prinsip, keterampilan, atau sikap memiliki karakteristik tersendiri sehingga memerlukan kondisi belajar yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya.
    2. faktor lingkungan. Ada dua macam faktor lingkungan yaitu lingkungan alam dan lingkungan sosial. Agar proses dan hasil belajar dapat efektif perlu diusahakan adanya lingkungan alam yang segar dan bersih. Demikian pula lingkungan sosial yakni keadaan lingkungan yang ditimbulkan karena adanya interaksi antara manusia.
    3. faktor instrumental. Dirancang untuk memperlancar proses belajar. Faktor instrumental anatara lain berupa perangkat keras (hard awre) seperti: gedung, ruangan, lab, perpustakaan dan media. Perangkat lunak (soft ware)
    4. kondisi pelajar.yaitu subjek pelajar atau siapa  saja yang belajar. Kondisisnya dapat dibedakan antara kondisi fisik dan kondisi psikologis.



TEORI-TEORI BELAJAR

            Secara garis besar, teori belajar dapat dikelompokkan berdasar 3 aliran psikologis yaitu psikologi behavioristik, psikologi kognitif, dan psikologi humanistik yang dikemukakan oleh “jhon Locke dan Leibnitz” yang bersumber pada pandangan filsafat tentang manusia. Dimana masing-masing psikologi tersebut mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

Aliran Behavioristik

  1. mementingkan pengaruh lingkungan
  2. mementingkan bagian-bagian dari pada keseluruhan
  3. mementingkan tingkah laku
  4. mengutamakan mekanisme terjadinya hasil belajar
  5. mementingkan sebab-sebab terjadinya masa lampau
  6. mementingkan pembentukan kebiasaan



Aliran Kognitif

  1. mementingkan apa yang ada pada diri manusia
  2. mementingkan keseluruhan dari bagian peranan
  3. mementingkan peranan kognitif
  4. mementingkan kondisi waktu sekarang
  5. mementingkan pembentukan struktur kognitif
  6. mengutamakan keseimbangan di dalam diri manusia

Aliran Humanistik

  1. memetingkan manusia sebagai pribadi
  2. mementingkan peranan kognitif dan afektif
  3. mementingkan kebutuhan pribadi
  4. mementingkan persepsi subjektif yan dimiliki individu
  5. mementingkan kemampuan menentukan bentuk tingkah laku sendiri
  6. mengutamakan terjadinya aktualisasi diri
  7. mengutamakan insight


Tidak ada komentar:

Posting Komentar